Selasa, 28 Mei 2013

Gadis itu.....

siang yang sangat panas. cahaya bintang yang dekat dengan bumi itu tak pernah berhenti bersinar dengan terang.. tak kenal panas yang dia pancarkan membuat sebagian orang menjadi gerah...
di pojok mini bus tampak seorang gadis terpaku merenung ntah apa yang menjadi buah pikirnya sekarang.
siang itu dia bertujuan pulang ke rumahnya yang cukup jauh dari posisi kampusnya. Kira-kira 75 km jarak tempuh yang terbentang dari kampus hingga ke rumahnya...
buah pikirnya siang itu... mengisahkan renungan teruntuk impian yang kini telah mulai pudar dalam angannya..
bahkan kata menyerah sudah mulai terpatri dalam pikirnya...
entah apa yang harus ia putuskan.. jiwanya masih saja dalam kebimbangan yang tak henti-hentinya menghantui...
Andaikan saja ada seseorang yang dengan baik hati menghampiri dan membantunya untuk membangkitkan semangat yang kini sudah mulai hilang dalam dirinya...
namun itu hanya hayalan belaka.. tak ada yang mau mebangunkan gadis itu dari lamunan yang semakin melalang buana...
entahlah.. semoga saja gadis itu tetap istiqamah memperjuangkan cita-citanya... walau kini putus asa mulai menderanya....

KARENA DIA IBU….


Dimana saja di dunia ini, hati seorang ibu pasti tak kan pernah menginginkan anak-anaknya celaka… kecuali itu ibu-ibu gila yang sering kita dengar lewat benda kotak hitam yang dinamakan TV itu.. yang memberitakan ibu yang tega membunuh anaknya, dan anak yang tega membunuh ibunya…
Sangat miris sekali hubungan antara ibu dan anak pada era ini. Seakan tiada lagi kasih sayang yang begitu luas di antara keduanya, cinta kasih yang menjaga keharmonisan ibu dan anak itu sendiri kini telah pupus sudah. Jika dilihat lagi, kisah malin kundang yang berasal dari negeri Minang itu mungkin kini tak berlaku lagi. Soalnya, zaman ini ibu juga durhaka pada anaknya. Tega membunuh anak sendiri. Dan begitu juga sebaliknya. Oh dunia.. segitu tragiskah engkau kini????
Duhai sahabatku dan calon-calon ibu yang berada di bumi Allah ini…
Dengan seluruh keagungan Allah Azza Wa Jalla, mari kita menjadi calon ibu yang benar-benar memiliki hati sebagai ibu kelak nanti. Sudah cukup sampai di sini kita dengar kekejaman seorang ibu. Bukankah anak itu buah hati yang paling berharga selain dari apapun yang ada didunia ini. Bayangkan betapa bahagia dan harunya kita ketika telah mendengar suara tangisnya yang menggelegar mengawali kehidupan di dunia ini. Mari ajarkan semua kebaikan dunia padanya. Dan hindari ia dari kejamnya dunia. Bukankah pengajaran itu kita yang menuntun dan membimbingnya…. Maka dari itu mari kita semaikan benih cinta yang hakiki padanya untuk mencintai Allah-nya, Nabinya, orang tuanya dan semua orang-orang yang beredar di sekitarnya. Tahukah kamu duhai calon ibu…
Kenapa ibu??
Karena dia ibu
Karena dia ibu, yang memberi kasih tanpa pamrih
Karena dia ibu, yang mengerti tanpa dipinta mengerti untuk anaknya
Karena dia ibu, yang semangatnya mengalahkan segala rintangan yang menghadang
Karena dia ibu, tegar diatas segala penderitaan
Karena dia ibu member segala apa yang dimilikinya hanya untuk kebahagiaan anak-anaknya…
Karena dia ibu, aku mencintainya…

Sabtu, 25 Mei 2013

tersenyumlah... ^_^

duhai temanku yang kini jauh disebrang sana...
walau jarak telah memisahkan cerita kehidupan kita yang selalu bersama di masa lalu...
itu..
membuatmu begitu pilu berjuang sendiri tanpa dekat dengan keluarga di sana...
aku merasakan sedihmu..
aku merasakan dukamu...
tapi tetap saja.. impian kita menjadi alasan untuk perpisahan ini..
setiap kegiatan yang kutempuh dikampusku sendiri,,,
aku slalu merasa sepi.. tanpa khadiranmu..
kuharap kau teguh di sana...
aamiinnn..

Selasa, 07 Mei 2013

Hujan dikala Senja

tetes demi tetes jatuh diatas atap yang sengnya hampir seluruhnya berkarat.....
hanya saja ada satu wajah yang didera kesedihan didalamnya....
bukannya tak ada yang mengerti jiwanya dikala hujan di senja hari..
namun masih lirih dihantam ribuan masalah....

meski kini dia belajar sendiri di tengah tetesan hujan yang semakin deras...
tetap saja wajahnya dibasahi oleh air hujan...
tapitak ada yang tau wajahnya juga dibasahi oleh air mata yang hangat...
tak ada yang mau ia kata saat itu...

biar hujan...., jalan..., dan... wajah-wajah yang tak mengerti....
menyaksikan keharubiruan yang sedang melandanya.....