Senin, 16 Desember 2013

Jika ini yang terakhir

kita semua tahu, waktu bergulir begitu sahaja... tak pernah berhenti sejenak hanya untuk menahan napas yang sesak.
Ah, kalu bicara waktu memang tak kan pernah habisnya.. mereka terlalu muluk memang buat diperbincangkan.. kawanku... kali ini mungkin bukan sebuah kisah yang kan kubagi untukmu.. tapi bayangan-bayangan yang menari hebat dipikiranku. bayangan itu terus mengusikku.. dan kau tahu?? bayangan itu bertanya kepadaku.. jika ini yang terakhir, kau mau apa??

Dalam kondisi seperti ini aku tak pernah terbayangkan jika ini memang benar-benar yang terakhir dan tak kan ada awal yang memulai.. terang saja.. aku gugup dan terdiam jika pertanyaan ini akan terus menghantui ku?? tapi kalau memang harus dijawab aku akan menjawab namun itu butuh waktu kawanku..... dan kali ini aku perlahan akan memikirkannya... pertama jika ini memang yang terakhir.. mungkin akau akan berusaha semampuku untuk berbuat yang terbaik.. tapi dengan kondisi mentalku yang seperti ini rasanya ada keraguan besar di hatiku untuk melakukannya.. apalagi suasana yang kualami sekarang ini samasekali tak mendukungku... ah.. terlalu banyak keluhan memang.. orang bijak bilang... tak kan ada banyak kata keluhan dari orang yang selalu bersyukur... berarti aku kurang bersyukur.. duh,.. memahami diri sendiri sulit rasanya...
bukannya.. ingin untuk memperburuk diriku ini tapi terlalu susah untuk diajak ke arah kebaikan itu... Ya Rabb.. sesulit inikah melawan diri sendiri??
jika ini memang yang terakhir.. aku akan menyesali semua kesalahan-kesalahan yang pernah kulakukan... bukan hanya menyesali tapi juga memperbaiki Insya Allah jika itu memang benar-benar akan kulakukan demi yang terakhir.. tapi.. aku heran... kenapa hanya untuk yang terakhir kita melakukan yang terbaik???
ya karena memang tak ada kemungkinan lagi tentang kesempatan yang akan datang setelahnya... dan karena yang terakhir juga.. orang-orang baru menyadari jika sesuatu itu benar-benar berarti.. untuknya...

kawanku?? bagaimana menurutmu jika ini memang yang terakhir???

Selasa, 10 Desember 2013

Sensasi di kegelapan


Seperti pemandangan malam di laut pada gambar di atas, rasanya tenang sekali.. dan indah.. apalagi ditemani dengan bintang - bintang yang kemerlapnya berkilauan....
Ah.. sudahlah terlalu lebay bagiku mendeskripsikan keindahan kala malam hari di lautan... oke sob.. kali ini mari kita berbicara tentang sensasi.... apa itu sensasi..?? bukan kerjaan saya untuk memberi tahu.. kan ada oma Google yang super duper pintar.. cari ajha ndiri.. hihihihi... selamat mencari ya....
yup kembali lagi ke sensasi... kalo liat gambar di atas aja nggak cukup untuk merasakannya.. kalo gitu langsung aja ke lapangan... kwkwkkwk...

oke.. pengantar di atas sama sekali ngawur dan nggak nyambung dengan pembahasan kita kali ini. Baiklah untuk tidak memperpanjang pertelean ini, mari kita mulai dengan niat tulus dan ikhlas sembari mengucapkan Basmallah.... 
Kawanku... di saat kegalauan melanda dirimu.. (Macam pak Mario Teguh pula aku.. hihihi..)
pasti banyak permasalahan yang membuat engkau merasa rapuh dengan keadaanmu itu...
kau pasti ingin sendiri... menangis.. meratapi akan hal ikhwal yang kau hadapi...
dan akupun tahu bahwa engkau pasti sangat butuh dengan seseorang yang mau mendengarkan luahan isi hatimu.. namun untuk saat ini itu tak bisa ditemukan....
satu saranku kawanku...... dikala dirimu sudah berada pada fase itu.. maka lakukanlah metode yang kulakukan ini.. Insya Allah manjur hehehe.. itu sih menurut aku ya.. belum tau jika dicoba kekamu...
baiklah.. hal yang kulakukan adalah merasakan sensasi di tengah kegelapan.... saat galau itu kan dirimu ingin sekali menangis.. maka coba matikan lampu kamarmu.. dan sejenak kamu duduk di tengah gelap itu.. saran saya jangan sampai pikirannya kosong karena nanti bisa dirasuki roh jahat.. hihih.. tetap berpikir sehat... lalu renungkan semua kenangan dan peristiwa pahit yang kau alami.. ingat masa - masa pahit itu.. dan menangislah karenanya... karena tidak ada yang melihatmu menangis kala itu... menangislah sejadi-jadinya... dan ketika tangisanmu sudah berhenti... kenanglah peristiwa-peristiwa menyenangkan yang pernah kau alami.. peristiwa di mana orang-orang merasa bahagia di sampingmu.. 
oleh sebab itu ambillah kesimpulan dari renunganmu itu... ternyata.. di dunia ini kita dihadapkan dengan permasalahan yang berbeda-beda... bahkan setiap orang memiliki tingkat permasalahan yang begitu rumit...
katakanlah pada masalahmu itu... "Wahai masalah.. Allah-ku Maha besar....," yakinlah bahwasannya Allah punya alasan kenapa kita dihadapkan dengan perihal itu... percayalah Allah sangat sangat dan bahkan lebih dari sangat mencintai kita hambaNya....
sobatku... akhir dari renungan ini..nikmati kegelapannya.. dan bayangkan ada cahaya-cahaya putih yang bertebaran di depanmu... cahaya-cahaya itu adalah wajah ibumu yang sedang tersenyum bangga padamu, wajah ayah, saudara dan siapapun yang tersenyum karenamu... bayangkan bahwa mereka semua menunggu untuk kesuksesanmu... buktikan pada mereka... bahwa dirimu sudah dewasa kini... kamu bisa menghadapi permasalahan ini... 
setelah hatimu merasa lebih baik... hidupkanlah lagi lampu kamarmu... selanjutnya ambil secarik kertas.. dan torehkan di kertas itu apa saja yang telah terjadi dan yang telah kau lakukan selama ini... pada sisi kertas lainnya torehkan lah hal-hal yang ingin dan akan kau lakukan... untuk membuktikan pada mereka siapa dirimu sesungguhnya... lalu gantunglah kertas itu di tengah kamarmu.. atau taruh di mana saja yang bisa setiap saat kau baca....
setelah itu.. tidurlah.. dan larut dalam mimpimu yang segera kau raih......

siiip teman-teman... itulah metode mengatasi galau yang ingin kubagi denganmu...
semoga bermanfaat ya...  ^_^

Suatu Malam bersama Ayah….

Namaku Iza, aku adalah anak kedua kembar kedua dari empat bersaudara. Ayah dan Ibuku adalah asli keturunan Minang. Dan itu berarti aku asli anak Minang. Aku berbeda dengan saudaraku yang lainnya. Ya perbedaanku terletak dari keterbatasanku dari saudaraku yang lainnya, ya aku buta. Aku tak pernah melihat wajah dunia ini tapi aku merasakan betapa besar dunia ini. Keterbatasanku bukanlah penghalang dalam hidupku, bahkan aku bersyukur kepada Ilahi Rabbi karena masih diberi kesempatan memiliki kaki tangan dan tubuh yang sehat. Walau aku tak pernah melihat tapi aku memiliki perasaan peka yang luar biasa terhadap segala hal yang berada di dunia ini. Aku bangga menjadi keturunan Minang, karena Minang terkenal dengan perantauan pemudanya yang sudah ke mana – mana. Namun di sini bukan bicara Minang, tapi bagaimana aku bangga dengan Ayah yang bukan biasa bagiku, Ayah yang mungkin berbeda dari Ayah-ayah didunia lainnya. Dan juga bagi anak – anak yang tak mengetahui siapa Ayahnya, bahkan aku ingin mengajak anak tersebut menjadi saudaraku untuk merasakan betapa hebatnya Ayahku.

Ayahku orangnya sangatlah pendiam dan tak banyak muluk. Suatu ketika aku pernah menganggap ayah bukanlah ayahku, karena ia tak pernah menunjukkan kasih sayangnya padaku. Bahkan Ayah tak pernah berbincang padaku. Yang ku tahu Ayah mungkin hanya melirikku dari jauh mungkin dengan tatapan penuh jenuh. Aku tak tahu apa yang terjadi dengan Ayah? Apakah ia tak rela aku hadir di dunia ini ataukah ia tak berterima dengan kehadiranku di rumah yang semu ini. Aku tak tahu, yang penting bagiku kala itu Ayah bagaikan orang asing bagiku.

Ayah hanya bekerja lalu pulang ke rumah kemudian makan dan terus tidur. Begitulah kesehariannya di rumah. Untuk menyapanya saja aku sangatlah enggan, orang yang tak pernah aku ajak bicara itu juga tak pernah mencoba mengajak aku bicara bahkan saling menyapa. Sebenarnya setahuku ayah orangnya lincah berbicara tapi tidak denganku, bahkan dikala aku rindu suaranya aku menyelinap ke samping kamar Ayah dan Ibu untuk mendengarkan suaranya, begitulah aku ketika merindukan suara sang Ayah. Pernah suatu ketika aku berpikir aku rasanya tidak punya ayah.

Aku sungguh tak tahu perkara apa yang telah mendera rumah ini, dan pernah aku bertanya pada ibu tentang sikap Ayah, namun ibu selalu berkelebat ini-itu hingga tak pernah menjawab akan hal sikap Ayah padaku, hingga akhirnya aku mengurungkan diri untuk tidak lagi menanyakan perkara tersebut kepada Ibu. Di rumah aku hanya mengadukan segala keperluanku pada Ibu, tak pernah terbesit dipikiranku untuk meminta bahkan merengek pada ayah. Oh Ayah apa salahku??. Aku terus saja menunggu sampai kapan aku bisa menahan ini semua, dan sampai kapan Ayah mau bicara kepadaku.

Aku terus saja menunggu sampai ayah mau memberikan setetes kasih sayangnya padaku. Aku punya catatan harian yang menjadi teman bagiku, walau aku tak pernah melihat bagaimana jeleknya tulisanku tapi aku tau segala kata dan kalimat yang kutoreskan di buku harianku itu. Berikut tumpahan sembilu dihatiku yang ku tuliskan di buku harianku.

“ Duhai diariku, selamat malam….
Ada banyak rasa yang ingin kutumpahkan di kertas yang ku ketahui berwarna putih ini. Diari sampai detik ini aku masih menunggu kalimat yang kan ayah lontarkan padaku. Ingatkan aku ya diari, bahwa aku akan menulis dan menyimpan baik – baik kalimat atau kata yang pertama kali terlontar dari mulut ayah untukku.
Aku tau diari, ayah mungkin pernah mengumandangkan iqamah di telingaku sewaktu aku terlahir ke bumi yang fana ini. Tapi aku tak pernah tahu bagaimana perasaanku kala itu diari.
Diari, aku memang berbeda dengan saudaraku yang lain namun aku sangat berharap ayah tidak membedakan aku dengan saudarku yang lain itu.
Suatu saat nanti, ketika ayah sudah mulai akrab denganku…
Aku tak akan menanyakan perihal dia tak mau bicara denganku…
Tapi aku akan menunggu hingga ia akan mengakuinya sendiri….
Diari…, semoga saja malam ini do’aku di ijabah oleh Allah Azza Wa Jalla
Ya Rabb, ku mohon agar Engkau terus menjaga dan melindungi ayahku dari segala marabahaya yang kan menimpanya…, aamiinn..
Kalimat untuk ayah malam ini : “ Ayah.. aku ingin sekali melihat senyummu…, jika tak bisa aku hanya ingin mendengar tawamu!”

Begitulah goresan yang terus kubuat di dalam diariku. Di akhir diari aku selalu menyisipkan kalimat untuk ayah malam ini dan berharap suatu hari nanti ayah membacanya dan sadar betapa aku sangat mencintainya. Sungguh ayah cintaku sangatlah besar untumu.

Suasana di rumah mulai terasa berbeda ketika suatu hari terjadi keajaiban di dalam kesemuan rumah ini. Aku orang yang sangat suka dengan kreativitas, suatu malam aku ingin membuat sesuatu karya kerajinan tangan untuk karya perdanaku. Aku hobi membuat sesuatu dari kain flannel, aku tak tahu benda – benda menakjubkan yang telah aku buat. Namun malam itu, aku sangat ingin sekali membuat sesuatu dan itu ku sengaja untuk membuat gantungan kunci yang besar yang nantinya kan kujadikan kado ulang tahun untuk ayah. Ayah yang lahir di akhir tahun itu sangat aku cintai, aku ingin sekali memberinya kado terutama mainan kunci yang ingin kubuat sendiri dengan kemampuanku. Tapi, lem yang biasa aku pakai untuk membuat karya dari flanel itu sudah habis, aku tau saudaraku yang lain juga sering menggunakannya untuk perihal lain, dan kesalahanku juga tak pernah melarang mereka untuk mengambil barang – barang kerajinanku, karena aku takut mereka juga menjauhiku seperti ayah. Permasalahan lem ini menjadi perkara besar bagiku, aku merengek kepada ibu untuk segera membelikannya sampai aku tak mau berhenti menangis sampai lem itu ada di tanganku. Ibu terus saja menghiburku dengan memberikan lem yang berbeda, tapi aku tau itu bukan lem yang biasa aku pakai. Terus saja aku merengek manja dan memberontak pada ibu untuk membelikan lem itu.

Saat itu wajah dunia mulai gelap, sang raja siang sudah kembali pada peraduannya. Dan aku masih seperti sore tadi menangis tersedu sedan akan perihal lem yang aku butuhkan. Ibu hanya mebiarkanku seperti itu, sampai aku mau berhenti menangis sendiri. Tangisku terus saja mengerang hingga ayah pulang dari kantor. Aku yakin dia pasti menoleh padaku dan bertanya sebab musabab perihal dari tangisanku kepada ibu, namun suara langkah sepatunya mendekati tempat di mana aku duduk sembari menangis sendu. Dan tiba – tiba ia bertanya
padaku.

“Duhai Iza anak ayah !, ada apa gerangan Iza menangis tersedu sedan seperti ini?”, suaranya terdengar lirih mengalir ke telingaku.

Jujur aku termangu dan terdiam saat itu ketika mendengar ucapannya itu. Aku tak tahu perihal apa yang telah terjadi padanya hingga ia bersuara dan menaruh perhatian kepadaku.

“Ayah, Kau bicara padaku?” tanyaku heran kepadanya. Aku tak tahu wajah seperti apa terpampang di mukanya sekarang.

‘Iya, Iza. Ayah bertanya padamu. Ada apa gerangan yang terjadi pada anak ayah?”, ayah berusaha meyakinkanku atas apa yang ia katakana padaku.

“Ayah, Iza tidak punya lem untuk membuat karya. Dari tadi Iza meminta pada Ibu tapi belum jua dibelikan, kata ibu lem itu tidak ada dijual di warung sekitar. Namun Iza membutuhkan lem itu pada saat ini!” dengan tersedu – sedu aku ceritakan pada ayah perihal tangisanku. Dan aku berharap ayah mau memberi solusi yang baik untukku.

“Iza, tak usah menangis lagi. Habis mandi nanti ayah kan carikan lem itu untuk Iza, kita pergi bersama ya??” ayah dengan suaranya yang lepas mengungkapkan kalimat perhatian penuh syahdu kepadaku.

Aduhai betapa bahagianya aku ketika mendengar semua ungkapan ayah padaku senja ini. Sembari menunggu ayah mandi dan shalat, aku segera mencatat kalimat pertama yang ayah lontarkan tadi padaku. Sesuai janjiku pada diari untuk menulis dan menyimpan baik – baik kalimat pertama yang kan ayah lontarkan padaku tadi. Dan kini kalimat itu sudah berada di dalam kotak kecil yang selalu kujadikan kotak rahasiaku. Dan kuharap tulisanku itu akan abadi hingga akhir hayatku nanti.

Usai sudah ayah mandi dan shalat, malam itu sekitar jam setengah delapan ayah mengeluarkan motornya yang sebelumnya terletak di ruang dapur kami yang cukup luas. Terdengar olehku bising motornya telah hidup dan segera aku keluar menuju ayah.

“Ayo naik Za!!” ayah menyuruhku naik dibelakngnya.
Ibu datang membantuku untuk duduk di belakang ayah. Sekejap akupun kini telah berada di belakang punggung ayah yang hangat.
Ya Tuhan ucapku, sehangat inikah punggung seorang ayah..? aku nyaman dan damai rasanya dibelakang punggung ayah. Seumur hidup baru kali ini aku merasakan kehangatan dan kenyamanan punggung seorang ayah. Teman, betapa bahagianya aku saat itu mendapatkan kasih sayang seorang ayah yang sudah lama ku tunggu – tunggu dan kurindukan. Ayah aku semakin cinta padamu.

Motor ayah terus melaju menuju pusat kota kabupaten kami, sudah beberapa toko buku kami lewati namun semuanya sudah tutup, lem itu biasanya dijual di toko buku. Mungkin sudah malam makanya semuanya tutup. Namun, ayah tidak berputus asa dia terus saja mengendarai motornya dan aku berharap ayah tidak bosan dalam perjalananku bersamanya mencari sebuah lem yang tidak terlalu berharga. Sudah keliling kompleks toko kami lalui, si lem belum juga bersua malam itu.

“Ayah, sudahlah kalau tidak ada. Kita pulang saja ya.. sudah malam nanti ayah kedinginan!” dari belakang punggungnya aku berusaha untuk membuatnya segera pulang karena hari sudah mulai malam dan jarak kami masih jauh dari rumah.
“Jangan cepat menyerah Iza, kita coba dulu cari di tempat fotokopi siapa tahu di sana ia ada menjual lem itu, jangan putus asa dulu sayang!” Ayah berusaha meyakinkanku untuk tidak putus asa.

Malam itu adalah malam penuh keajaiban bagiku. Baru kali itu ayah mengucap kata sayang untukku. Kata – katanya tadi tidak akan pernah aku lupakan dan aku berjanji sesampainya di rumah aku akan menulis dan mengabadikan ucapan ayah tadi.

Pencarian kami masih berlanjut, hingga sampailah di suatu toko fotokopi yang terletak di sudut kota kecil ini. Ternyata lem itu ada dan betapa girangnya aku kala itu. Aku sangat senang bahwasannya lem yang kecil membawa keajaiban hidup dalam sisi kehidupanku.

“Ayah terimakasih banyak… ayah mau mencarikan le mini untuk Iza!” aku dengan linangan air mata berterimakasih pada ayah.

“Iya…., jangan cepat putus asa ya nak…” ayah dengan besar hati menasehatiku.

Ya Rabb terimakasih. Malam itu malam penuh keajaiban bagiku, aku tak tahu kenapa ayah bisa berubah secepat itu. Semalam bersama ayah sungguh sangat berkesan dalam kisah hidupku yang ditoreskan Tuhan dalam skenario kehidupanku. Ayah, suasana inilah yang sangat aku tunggu dan nantikan dalam sepanjang kehidupanku selama ini.

Malam itu berlalu dengan indahnya kemerlap bintang di langit, walau aku tak pernah tahu seperti apa wujud bintang itu. Sesuai dengan janjiku pada diari, aku tidak akan bertanya perihal ayah berubah padaku, namun aku akan menunggu sampai ia yang akan mengatakannya sendiri. Walau sampai detik ini, ia belum jua memberikan alasannya aku akan terus memberikan cintaku untuknya ayahku.. ayah yang tidak biasa namun berlaku dengan luar biasa.

Dengan lem itu akhirnya aku bisa menyelesaikan karyaku untuk kado ulang tahun ayah, yang jatuh esok hari. Umurnya akan genap 48 tahun, dan aku yakin ia pasti akan semakin bijak dan punya rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap keluarganya. Dan aku segera membungkuskan kado untuk ayah, dan juga kuselipkan kalimat buat ayah, berikut kalimat yang ku tulis di kertas kecil putih itu :

“Teruntuk Ayah yang kucinta…
Aku tak tahu sebab apa dirimu telah menaruh perhatian padaku…
Namun jujur aku tidak menyalahkanmu atas segala sikap yang kuterima selama ini darimu..
Ayah,
Terimakasih untuk semalam kemarin, aku sangat bahagia merasakan kehangatan dan kenyamanan punggungmu…
Aku juga senang mendengar ucapan – ucapanmu yang begitu lembut dan bermakna…
Ayah, satu hal lagi yang ku tunggu darimu…
Yaitu dekapan penuh cinta dan kasih sayang…
Aku ingin merasakan dekapan cintamu ayah…
Semoga saja… kau kan mengabulkan pinta ku ini…
Oh iya, selamat ulang tahun ya ayah… semoga ayah akan tetap seperti ini terhadapku.. dan cinta yang besar dalam relung hatiku ini, akan selalu tertanam untukmu duhai ayahandaku yang sangat ku sayangi…
Ayah, sekali lagi terimakasih untuk semuanya…   ^_^
           
            Salam, anakmu    **Iza**


Sekian kisah haru seorang ayah dan anaknya….   (^.^) 

Jumat, 22 November 2013

Seperti inikah??

Dulu sekali, rasanya tangan ini masih mungil dan kecil...
dulu sekali, rasanya tubuh ini dipangku dan dimanjakan oleh mereka yang kini begitu jauh di sana..
Ah, butuh banyak kata untuk menggambarkan masa lalu yang begitu indah itu...
sekarang aku sudah besar... mereka bilang sudah pantas untuk jadi seorang ibu..
lucunya, seorang ami kecil sekarang sudah besar.. bahkan sekarang sudah bisa menandingi besar badan ibunya.. terlalu indah untuk dikenang...
malam ini aku benar-benar ingin mengenang kehidupan di masa lalu yang berfluktuasi keadaannya.
ingin sekali aku bercerita dari semenjak aku kecil sekali... ketika aku sudah merasa di dalam tubuh ini.
cerita ini mungkin hanya segelintir cerita yang benar-benar ingin ku bagi diblog ini.. tak tahu entah siapa yang kan membacanya kelak...
cerita ini kuberi judul seperti inikah??
karena aku seperti ini sekarang... ingin sekali rasanya mengenang kembali masa aku seperti yang lain..
Seperti inikah?? Episode 1
ini cerita sebelum aku terlahir ke dunia... crita dibalik perjuangan seorang ibu untuk meahirkan anaknya kedunia.. untuk bisa sama-sama menghirup udara di dunia fana ini.. entah kapan.. akan berakhir di aku..
ah.. tidak kumohon jangan sekarang ya Rabb.. aku ingin memiliki kisah yang lebih hebat lagi....
ini episode ketika aku akan terlahir ke dunia..
di masa itu tahun 1993, seorang ibu merasa kesakitan di tengah ruang ICU sebuah rumah sakit daerah di kabupaten Tanah Datar. pagi itu adalah pagi yang mungkin tak kan terlupakan bagi seorang ayah yang menunggu kelahiran buah hatinya... bukan gembira yang ada diraut wajahnya... tapi kecemasan akan kehilangan orang yang dicintanya..
sebelum masuk ruang ICU, dokter memanggil ayah untuk mendiskusikan perihal kelahiranku. dokter berkata :"Pak, sebelumnya saya benar-benar minta maaf karena baru memberi tahu perihal ini. namun, melihat kondisi istri bapak yang begitu lemah.., tampaknya ia tak bisa melahirkan normal pak!"
"Lalu bagaiman pak, apakah di operasi??" ayahku menunjukkan wajah kecemasannya..
maklumlah di tahun 1993, kata-kat operasi adalah kata-kata yang menakutkan banyak orang.
"Ya, beliau harus dioperasi kak, namun.. di sini kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi pak?" dokter semakin membuat ayahku cemas.
"Maksud bapak apa??, tolong jangan bertele-tele pak...!"
"Baiklah pak, kedua pihak baik janin dan ibunya sama-sama lemah keadaannya, kami tak tahu di antara keduanya siapa yang akan selamat, ibu atau bayinya... walau demikian.. kita tidak dapat menunggu waktu lagi pak,, keduanya semakin lemah.. dan mereka harus segera di operasi.."Dokter membuat ayahku tersontak diam membisu... ayahku tak tahu apa yang mesti diperbuat.. nyawa anak dan istrinya sedang dipertaruhkan.. dia bingung.. dan kecemasan menggeluti perasaannya.
"Pak, cepat pak.. bapak harus tanda tangan surat persetujuan operasi ini pak.. kedua pasien sekarang sedang kritis..!" dokter mendesak ayahku.. dan segera saja tanpa ragu ayah menandatangani surat persetujuan operasi itu.
tepat jam setengah sembilan pagi tanggal 3 Februari dokter mengoperasi ibuku... segala kecemasan dan tangisan yang tak bersuara beredar di sekitar ruang ICU rumah sakit. mereka semua menunggu hasil operasi yang menegangkan ini. semuanya diam dan hanya isak tangis sesekali terdengar..
tepat jam 9, dua bayi kembari terlahir kedunia dan menangis sekencang-kencangnya.. seakan memberi sambutan kepada dunia bahwa mereka terlahir bersama.
Semua orang segera berkerumun menuju pintu ruang ICU, melihat apakah kondisi ibu bayi baik-baik saja. jam setengah 11, operasi selesai dilakukan. dokter dengan wajah tersenyum keluar dan memberi selamat kepada ayahku.
"Selamat Pak, ketiganya selamat.. Ibunya selamat dan si kembrpun selamat.."
dengan seluruh rasa syukurnya Ayah bersujud di lantai rumah sakit itu.. ia segera mengiqamahkan kedua putri kembarnya.. dan ibu setelah siuman.. merasa cemas apakah sikembarnya sehat atau pada kondisi yang tak diharapkan terjadi pada anak kembar.
Namun dengan hanya melihat keduanya, ibu merasa bahagia dan haru menyelimuti wajahnya.. sikembar.. anaknya lahir selamat....

BERSAMBUNG.............................

Selasa, 12 November 2013

meramu

semua masalah dan rintangan yang dihadapi.. baik itu terasa manis pahit maupun asam sekalipun...
semua bisa diramu dengan kompleks dan menjadi indah..
ramu saja sebisamu hingga semua masalah dan rintangan itu bisa terasa begitu ringan
seakan bisa dhembus dengan sekali hembusan saja...   ^_^

Minggu, 29 September 2013

mengaku salah

bukan lantaran aku hebat,
bukan lantaran aku tidak bisa
bukan lantaran aku bodoh
dan bukan lantaran aku terlena.

hanya saja aku belum mengerti..
apa yang membuat ku lalai kali ini.
Tuhan, sadarkan aku...
aku tau ini salahku..
dan kuakui itu bahwa aku salah....
memang aku salah...

Kamis, 26 September 2013

Melihat dari yang telah lalu

Ah, baru rasanya kemaren aku ini gempar dan bersuara, seakan semua pelosok negeri mendengarkan suara emasku yang begitu cempreng ini. hahah.. sedikit curhat ni ye.... enggak ini hal yang sudah lama ingin sekali ku utarakan kepada si blogger yang selalu dengarkan curhatku.
Ah, memang semua ini mesti berfluktuasi. BTW, tau nggak apa itu fluktuasi?? haha fluktuasi itu naik-turun.
ya sedikit berbahasa inteleklah...
oh iya.. aku kali ini begitu beda dengan yang lalu. aku begitu pendiam seakan masa suram SMA balik lagi.. aaarrrggggggghhh... jangan.. aku nggak mau.. aku harus semangat!!! aku harus berpikir positif.. toh nggak ada ruginya kan kalo aku berpikir positif.... aduh.. jangan galau lagi ya ami... kkeeppp spirit... okay..
galauu nggak la yau... coz prestasi ada didalam genggamanmu.... fighting!!!!!

Selasa, 16 Juli 2013

senandung rindu

senandung rindu yang syahdu..
terpaph dalam satu..
merindu pada yang sendu..
menyemai hingga tumbuh..
 ah.. senandung rindu...

Selasa, 28 Mei 2013

Gadis itu.....

siang yang sangat panas. cahaya bintang yang dekat dengan bumi itu tak pernah berhenti bersinar dengan terang.. tak kenal panas yang dia pancarkan membuat sebagian orang menjadi gerah...
di pojok mini bus tampak seorang gadis terpaku merenung ntah apa yang menjadi buah pikirnya sekarang.
siang itu dia bertujuan pulang ke rumahnya yang cukup jauh dari posisi kampusnya. Kira-kira 75 km jarak tempuh yang terbentang dari kampus hingga ke rumahnya...
buah pikirnya siang itu... mengisahkan renungan teruntuk impian yang kini telah mulai pudar dalam angannya..
bahkan kata menyerah sudah mulai terpatri dalam pikirnya...
entah apa yang harus ia putuskan.. jiwanya masih saja dalam kebimbangan yang tak henti-hentinya menghantui...
Andaikan saja ada seseorang yang dengan baik hati menghampiri dan membantunya untuk membangkitkan semangat yang kini sudah mulai hilang dalam dirinya...
namun itu hanya hayalan belaka.. tak ada yang mau mebangunkan gadis itu dari lamunan yang semakin melalang buana...
entahlah.. semoga saja gadis itu tetap istiqamah memperjuangkan cita-citanya... walau kini putus asa mulai menderanya....

KARENA DIA IBU….


Dimana saja di dunia ini, hati seorang ibu pasti tak kan pernah menginginkan anak-anaknya celaka… kecuali itu ibu-ibu gila yang sering kita dengar lewat benda kotak hitam yang dinamakan TV itu.. yang memberitakan ibu yang tega membunuh anaknya, dan anak yang tega membunuh ibunya…
Sangat miris sekali hubungan antara ibu dan anak pada era ini. Seakan tiada lagi kasih sayang yang begitu luas di antara keduanya, cinta kasih yang menjaga keharmonisan ibu dan anak itu sendiri kini telah pupus sudah. Jika dilihat lagi, kisah malin kundang yang berasal dari negeri Minang itu mungkin kini tak berlaku lagi. Soalnya, zaman ini ibu juga durhaka pada anaknya. Tega membunuh anak sendiri. Dan begitu juga sebaliknya. Oh dunia.. segitu tragiskah engkau kini????
Duhai sahabatku dan calon-calon ibu yang berada di bumi Allah ini…
Dengan seluruh keagungan Allah Azza Wa Jalla, mari kita menjadi calon ibu yang benar-benar memiliki hati sebagai ibu kelak nanti. Sudah cukup sampai di sini kita dengar kekejaman seorang ibu. Bukankah anak itu buah hati yang paling berharga selain dari apapun yang ada didunia ini. Bayangkan betapa bahagia dan harunya kita ketika telah mendengar suara tangisnya yang menggelegar mengawali kehidupan di dunia ini. Mari ajarkan semua kebaikan dunia padanya. Dan hindari ia dari kejamnya dunia. Bukankah pengajaran itu kita yang menuntun dan membimbingnya…. Maka dari itu mari kita semaikan benih cinta yang hakiki padanya untuk mencintai Allah-nya, Nabinya, orang tuanya dan semua orang-orang yang beredar di sekitarnya. Tahukah kamu duhai calon ibu…
Kenapa ibu??
Karena dia ibu
Karena dia ibu, yang memberi kasih tanpa pamrih
Karena dia ibu, yang mengerti tanpa dipinta mengerti untuk anaknya
Karena dia ibu, yang semangatnya mengalahkan segala rintangan yang menghadang
Karena dia ibu, tegar diatas segala penderitaan
Karena dia ibu member segala apa yang dimilikinya hanya untuk kebahagiaan anak-anaknya…
Karena dia ibu, aku mencintainya…

Sabtu, 25 Mei 2013

tersenyumlah... ^_^

duhai temanku yang kini jauh disebrang sana...
walau jarak telah memisahkan cerita kehidupan kita yang selalu bersama di masa lalu...
itu..
membuatmu begitu pilu berjuang sendiri tanpa dekat dengan keluarga di sana...
aku merasakan sedihmu..
aku merasakan dukamu...
tapi tetap saja.. impian kita menjadi alasan untuk perpisahan ini..
setiap kegiatan yang kutempuh dikampusku sendiri,,,
aku slalu merasa sepi.. tanpa khadiranmu..
kuharap kau teguh di sana...
aamiinnn..

Selasa, 07 Mei 2013

Hujan dikala Senja

tetes demi tetes jatuh diatas atap yang sengnya hampir seluruhnya berkarat.....
hanya saja ada satu wajah yang didera kesedihan didalamnya....
bukannya tak ada yang mengerti jiwanya dikala hujan di senja hari..
namun masih lirih dihantam ribuan masalah....

meski kini dia belajar sendiri di tengah tetesan hujan yang semakin deras...
tetap saja wajahnya dibasahi oleh air hujan...
tapitak ada yang tau wajahnya juga dibasahi oleh air mata yang hangat...
tak ada yang mau ia kata saat itu...

biar hujan...., jalan..., dan... wajah-wajah yang tak mengerti....
menyaksikan keharubiruan yang sedang melandanya.....

Jumat, 12 April 2013

Duhai Hati

Kiranya hati ini yang nak ingin bercerita, bahwa si rasa sudah cukup banyak yang ia rasakan dan alami sampai detik ini....
bukanny raga yang mau mengungkapkan secara nyata apa yang nak diperbuat...
tapi hati yang nak ingin bicara....
sudahlah sang hati.. ku mohon... pada tuhan... bahwa kau kupinjam dari Rabbku yang satu....
hay hati... ku ketuk dikau... agar merasakan syahdunya rasa yang bersemayam direlungmu...
duhai hati,,,, mengertilah dengan jiwaku... menyatulah.... jadikan diriku... berada di tempat terindah..
yang dijanjikan Allah kepada hambaNya....
duhai hati.....
pahamilah.. aku ingin... bisa merasakan indahnya iman di dalam islam...
yang memberikan kesejukan disetiap jiwa dan ragaku....
duhai hati...
berikan rasa terbahagiamu untuk jiwaku.... agar aku tidak merasakan.. kesedihan
yang selalu mengukir pilu di hati para manusia.....
duhai hati....
tolong sentuhlah.... segala asa yang ingin kuraih..
dan teguhkan pendirianku...
buatku selalu tersenyum bahagia..
bukan karena manusia yang selalu mendusta..
tapi karena Rabbiku yang Maha Kuasa

Minggu, 24 Maret 2013

Cukup

Ada rasa ketika kita telah mencurahkan semuanya ke seseorang yang mungkin belum tau siapa kita.... itulah rasa yeng benar ku rasakan.. cukuplah aku, dia dan Allah yang tahu....
dan lagi masih ada rasa canggung yang buat rasa kita berubah teman...
ketika aku mencoba untuk bercerita sebenarnya aku malu,,, siapa aku dimasa lampau...
tapi ketika bercerita aku menyadari memang benar bahwa Allah itu memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan...
hanya saja walau sudah bercerita.. aku hanya ingin untuk tidak mengulang masa lampau itu lagi.. karena aku sudah cukup bahagia dengan keadaanku seperti ini,... dan lagi aku ingin menjadi lebih baik lagi...

cukup bagiku... untuk seperti ini...
cukup bagiku... begini..
dan semuanya memang sudah cuku bagiku...

Minggu, 17 Maret 2013

Irama Waktu

Alih-alih aku bangun pagi hari ini, supaya bisa melihat senyuman manis sang mentari.. tapi para embun yang bersatu membentuk gumpalan putih besar, mereka sebut awan itu datang bergerombolan menghalangi pandanganku untuk menemukan secercah cahaya mentari yang kemerahan itu.
Tuhan pagi ini, aku sungguh merasakan anugerah yang kau berikan. ternyata do'aku semalam engkau kabulkan terima kasih ya Rabb-ku. Kesempatanku untuk hari ini masih ada, aku harap waktu mau bekerjasama denganku untuk menggapai semua tulisan yang kuukir indah dalam bayang-bayang impian
semoga saja, aku, dia dan mereka dapat meraih butiran-butiran asa itu... agar terajut dengan indahnya... semoga saja panjang dan berlikunya perjalanan yang kan kita tempuh memberikan makna pada perjuangan suci ini.. dan semoga saja waktu terus berirama memberikan nada aneh dari dentumannya yang acapkali terdengar biasa oleh para manusia...

Selasa, 26 Februari 2013

HAMPA

ketika aku menelusuri jalan ini..
dalam bayangan aku berkaca dan merenungi diri ini...
rasa hampa menghampiri jiwa yang merasa sepi..
aku berjalan terus tanpa henti...
meski betis-betis ini tak kuasa menahan perih....
hanya saja kehampaan terus mengikutiku dalam jalan ini...

Kamis, 14 Februari 2013

ketika diri tak dianggap

ketika kita hanya duduk termenung ditengah keramain yang membuat belenggu dalam diri ini bahwa kita tidak dianggap berada dalam keramaian itu...
adakala ketika kita mencoba menyapa namun tak dijawab...
adakala ketika kita mengulas senyuman padanya tapi dibalas dengan senyum sengit ketidakpedulian..
adakala ketika diri mencoba menjadi bagian yang mungkin berguna baginya tapi hanya acuh tak acuh yang diberikan..........
semoga saja Allah menyadarkan aku bahwa aku salahnya dimana dan menyadarkannya akan hormatku padanya...
aaammmiiiinnn...

Minggu, 10 Februari 2013

siapalah aku??....

Ini mungkin hanya sepenggal cerita yang pahit dalam perjalanan hidupku yang terus mengiringi waktu yang berlalu... sepenggal cerita yang terlalu pahit untuk dirasakan dan dialami oleh seorang insan sepertiku....
Hidup bagai sebuah batu yang hanya diam tak bersuara.. yang terus menerus terkikis oleh hembusan angin yang lembut namun membawa petaka dalam butirnya.... aku masih saja seperti batu... ditengah padatnya dunia.. aku menjadi orang-orang yang tak terabaikan.. orang-orang yang tak dianggap.. yang hanya menjadi penyemak diantara semak-semak... yang menjadi peramai diantara keramaian....siapalah aku.. hanya seperti batu yang tak terabaikan.. yang mungkin semakin hancur dimakan waktu..

Minggu, 27 Januari 2013

Gagal atau terpuruk...

Hari ini, esok dan seterusnya.. aku berjanji pada diri ini untuk tidak menyerah lagi atas segala keterpurukan yang aku alami saat ini. Aku percaya ini adalah ujian atau mungkin saja kebutuhan yang Allah beri untukku, agar aku dapat belajar dan mengerti tentang arti kehidupan di sisi lain, yaitu sisi yang mungkin belum pernah aku temui sebelumnya di kehidupan ini.

Aku tahu, selama ini aku hanya berada dalam kenyamanan yang membuatku merasa lalai. Tapi, mungkin dengan begini.. Allah memberiku suatu nilai berharga dalam kehidupan ini. Kegagalan ataupun keterpurukan saat ini, adalah awal dari semua langkahku menuju perjalanan impian yang ingin ku capai... memang benar istilah yang mengatakan seperti ini Life is never flat, benar hidup itu tak pernah datar... untuk mencapai keindahan yang fenomenal dan awesome kita mesti mendaki gunung turun naik untuk mencapainya....
untuk menuju tempat terindah kita butuh jalan yang tak hanya mulus tapi juga menantang dan berliku...
hari ini aku juga sadari... memang alam itu adalah guru bagi kehidupan kita...

Bagimu kawan-kawanku...... jika memang saat ini gagal atau terpuruk yang kau rasakan... jangan cemas.. berdo'alah pada yang Maha Kuasa untuk bisa diberi kesempatan lagi... dan jika kau masih berkesempatan lakukanlah terbaik untuk itu dan lukislah dengan kanvas terbaikmu.. agar lukisan dan hal yang kau inginkan tercipta dengan indahnya......

Selasa, 22 Januari 2013

aku tahu....

aku tahu semangatnya begitu besar.. mimpinya begitu indah dan ambisinya begitu kuat.. usahnyapun juga tak kalah hebatnya....
walau dia diurung kesepian dalan kehangatan keluarga.. tapi semua orang menyayanginya dengan segenap cinta dan kasih sayanh yang begitu tulus.
aku bahkan sempat cemburu padanya,.. karena semua orang menyayangi dan mencintainya...
tapi aku memang manusia yang selalu berburuk durja.. aku ..sering benci pada orang yang banyak mencintainya...
ya Allah.. betapa zalimnya aku...betapa laknatnya aku...
aku tahu.. sebenarnya jiwanya kesepian.. bahkan tidak sebahagia dan sesenang yang kukira..
aku tahu dirinya selalu bersedih dan merana.. dirinya butuh cinta yang hangat dalam keluarga..
aku tahu.. dia sebenarnya tersenyum dalam luka yang menyayat hatinya...
aku.. bahkan salut dan bangga padanya.. karena ia masih bisa semangat dan setegar ini.. aku tahu jiwanya semakin bijaksana dengan semua yang Ilahi Rabbi berikan padanya.. bahwa ia memang tegar..
untuk kawanku itu.. maafkan aku karena pernah membencimu.. tapi hari ini, detik ini.. aku juga sangat menyayangimu.. aku salut dengan ketegaranmu... aku yakin kawanku.. engkau bisa menjadi inspirasi bagi semua perempuan dan bagi yang kehilangan hangatnya cinta kasih keluarga..
kawanku aku harap aku bisa meneladani sikapmu.. karena memang engkau gadis yang mulia hatinya.. bersih jiwanya.. suci amalnya...
selalu semangat ya kawanku.. walau kesepian selalu mencoba merasukimu..
tapi yakinlah.. masih banyak orang-orang yang menyayangi dan mencintaimu..
tak usah bersedih lagi.... semangat ya.. tetap berjuang demi mimpimu...
aku berdo'a semoga Allah yang 'aziz memberikan rahmatnya kepadamu.. kawanku..   ^_^

baruku tersadar... ^_^

senyap malam ditengah derasnya air hujan.. aku terpaku merenungi semua masalah dan hal- hal yang selama ini tak kusadari... aku tahu aku adalah anak manusia yang beruntung.. aku bisa mengecap hal-hal yang ingin aku miliki dan yang ingin aku lakukan, semuanya memang wah...
tapi tak pernah kusadari semua itu kurang atau bahkan tidak kusyukuri...
betapa buruknya aku.. enggan untuk berterima kasih saja..untuk semua ini.. dan ..akupun hanya bisa menikmati saja.. tanpa tahu darimana semua itu berasal..
Ya Rabbku.. baruku tersadar... bahwa aku bahkan lupa bersyukur pada-Mu.. hanya saja berlaku sekehendak hatiku.. aku tahu aku orang yang zalim memang...
ya Rabb ampuni aku ... baruku tersadar hari ini.. bahwa aku tidak mensyukuri semua ini.. ya Allah..terima kasih atas semua hal yang telah kau berikan ya Rabb...

Sabtu, 19 Januari 2013

berharap lebih baik

ketika ku asyik bersendagurau dalam lburan yg cukup panjang ini.. tak sikitpun aku beri perhatian terhadap nilai2 ku.. dan trnyata nilai juga sperti itu padaku.. hik..hik.. aku menyesal tlah berlaku sombong, angkuh.. ya Rabb ampuni aku... :'(